Di suatu desa terpencil, hiduplah seorang kakek dan cucu perempuannya, Rita yang hidup sangat sederhana di sebuah gubuk tua yang kumuh. Kedua orang tua Rita sudah lama meninggal karena kecelakaan. Jadi, Rita diasuh oleh kakek di desa sampai ia dewasa. Suatu hari, Rita sedang mencuci baju di sungai, Rita menemukan batu permata dekat batu yang sedang ia duduki. batu permata itu sangat indah dan berkilau. Setelah selesai mencuci, ia kembali ke rumah kakek dan memberi tahu tentang batu permata yang ia dapatkan di sungai.
"Kakek! Kakek! aku menemukan berlian di sungai!"
"apa? berlian? apa itu benar-benar berlian? coba kakek lihat!"
setelah kakek melihat berlian itu dengan kaca pembesar, kakek kaget.
"Ini benar-benar berlian!"
"apa yang harus kita lakukan sekarang kek?"
"ayo, ikut kakek ke pasar, kita jual saja berlian ini! uangnya bisa kita pakai untuk cadangan makanan kita!"
"tapi kakek..."
setelah mereka menjualnya ke pasar dan membelikan uangnya untuk bahan makanan, kakek kembali dengan wajah yang sangat gembira, tetapi Rita sebaliknya, ia sangat marah dan sedih.
"Kakek! kenapa kakek membelanjakan seluruh uang itu buat beras dan makanan ini? apa harus semua uang kakek belanjakan? apa tidak ada bagian untuk Rita? bukankah Rita yang menemukan berlian itu!"
"Rita sayang, ini semua bukan untuk kakek saja, tapi juga buat kamu. tenang saja Rita, kakek menyisihkan sebagian uang untuk jajan Rita"
"tapi kakek, itu kan Rita yang menemukan berlian itu! jadi seharusnya Rita mendapat semua uangnya! bukan sebagian! bukannya makanan bisa dibeli dari hasil kerja kakek? biasanya setelah kakek kerja mencari kayu di hutan, kakek mendapat upah yang cukup untuk makan kita sehari! aku sebal dengan kakek!"
"tapi Rita, jika kakek sakit bagaimana? upah kakek kan cuma buat makan sehari, jika kakek tidak bekerja kamu mau makan apa?"
"sudah lah, pokoknya aku enggak mau dapat sebagian! aku mau semuanya!"
Rita lari dan masuk ke dalam kamarnya, ia menangis dan mengacak-acak kamarnya karena marah. Kakek sangat sedih mendengar tangisan Rita yang sangat kencang. karena terlanjur membeli itu semua, kakek membuatkan nasi goreng telur kesukaan Rita. Tangisan Rita berhenti ketika ia mencium wangi nasi goreng telur buatan kakek. kakek menyuruhnya makan.
"apa ini buat Rita, kek?"
"ya tentu, ini untukmu. kakek tahu kamu akan lapar setelah menangis tadi. jadi kakek buat nasi goreng untukmu."
"terima kasih... kakek, kita makan bersama ya!"
"tidak usah, kau saja yang makan"
"kakek, aku sangat berterima kasih pada kakek atas semua yang telah kakek berikan kepadaku selama ini, dari aku kecil sejak ditinggal ibu dan ayah sampai aku sebesar ini, kakek masih tetap kuat untuk menjaga aku, mencari uang untuk membeli makan aku dan kakek, membereskan rumah, dan membuatkan nasi goreng telur kesukaanku ini! sebagai rasa terima kasihku kepada kakek, kakek harus makan bersamaku"
"baiklah... terima kasih ya"
mereka makan bersama, sambil mengobrol dan tersenyum bahagia atas semua yang telah mereka dapatkan hari itu.
